Jumat, 24 April 2009

tugas tugas dan tugas

waaa banyak tugas, sialan

Selasa, 21 April 2009

turun gunung

woy kawan kawan pembaca blogger, watsap, huahuahuha, lah kenapa saya ketawa ya? sudah sudah jangan dipikirkan, boo yeah akhirnya saya balik lagi di dunia perbloggingan, setelah menghilang selama entah berapa lama. Namun saya menghilang bukan tanpa sebab dan kembali tanpa membawa apa apa.

Begini kawan ceritanya, hari ini saya baru saja kembali dari Caracas, Muamuahahaha, BUKAN! bukan Caracas venezuela, tapi Desa Caracas yang terletak di Kuningan, di dekat gunung Ciremai, konon, Kartosuwiryo, gembong DI/TII mendirikan basisnya di sana, wuuuu, seram. Bukan, saya bukan ingin menjadi DI/TII, saya ke Caracas untuk menuntut ilmu sihir, BUKAN! saya pergi ke sana karena ada penelitian mata kuliah Study of Human Societies, indonesianya sih, sosiologi. yap saya bersama dua belas teman saya pergi ke sana, tidur dalam satu rumah, bersenda gurau, berlari lari menuju matahari terbenam, ya ngga lah, menurut lo? saya pergi ke sana dalam rangka mengadakan penelitian dengan berbagai topik terhadap masyarakat di desa, dan pada tim saya khususnya di Desa Caracas. kami mendapat sambutan yang hangat dari aparat desa ketika sampai di sana, keramah tamahan yang khas dari orang Sunda. Tuan rumah yang menampung kami pun sangat baik hati, untuk Pak Saud dan Ibu Saud, semoga diberkati umur yang panjang dan dilimpahkan rezeki yang banyak olehNya. Aparat desa pun sangat kooperatif dengan tim kami, mereka sangat membantu dalam penelitian kami. menurut saya, masyarakat desa masih memiliki ikatan yang kuat satu sama lain, oleh karena itu sifat gotong royong sangat dijunjung tinggi di antara mereka. well, hanya itu yang mungkin bisa sampaikan kepada kalian tentang penelitian tersebut.

Hal lainnya? cerita aneh? tidak ada, tidak ada yang aneh aneh di desa Caracas, everything is in the logical boundary. paling ada si anak setan, misha arya perdana, yang membuat saya dalam kondisi antara tidur-terjaga selama tiga jam. membuat saya paranoia setiap melihatnya semalam, gara gara permainan asiknya, permainan bom, jadi begini, ada semacam benda hitam yang saya tidak tahu apa, ditempel di bagian tubuh, lalu dibakar, dan voila! seperti disundut rokok namun lebih panas, haha asik ya, apalagi jika dilakukan kepada orang yang sedang tidur, oh iya, misha juga melakukannya terhadap ketua kelompok kita, Ali Zainal Abidin/AZA/aja hehe, ya ngga mis, dan hasilnya kawan? dia pun kejang kejang seperti orang kesurupan, onde onde! huahuhauhuahua.

yah sepertinya sampai di sini saja cerita tentang desa Caracas nan asik, kalo ada sumur di ladang boleh kita menumpang mandi, eh jangan deng ntar dikira ekshibisionis, ah pokonya home, finally, kembali lagi ke dunia maya, kawan kawan, cheers!

Jumat, 03 April 2009

happy birthday to me, happy 19 year of life

2 april 1990, hari lahir saya, kemarin saya ulang tahun. Sembilan belas tahun sudah saya menatap dunia, what a life! lamakah itu? jika dibandingkan umur lalat yang hanya sehari, memang lama, namun jika dibandingkan dengan umur bumi ini yang sudah mencapai 5 miliar tahun? saya hanyalah titik kecil dalam garis waktu.

Berjalan menyusuri sembilan belas tahun kehidupan, jika dilihat kembali, saya telah mengalami banyak hal. sejarah mencatat, dan tuhan menakdirkan saya mengalami suka, duka, manis, pahit, kejayaan, kekalahan, keceriaan, kemarahan, cinta, benci, tenang, gelisah, dan banyak lagi. itu semua manusiawi bukan? tapi apa yang membuat saya berbeda, yang seharusnya membuat saya berbeda dari tahun tahun sebelumnya. hidup ini dinamis, tidak statis, segala sesuatu pasti berubah, begitu pula dengan diri saya. seecara fisik, tidak ada yang berbeda, saya tetaplah sama dengan kesempurnaan yang saya miliki, yah, saya agak kurusan lah, akibat pola hidup yang saya jalankan selama ini. bagaimana dengan pribadi saya sendiri? apakah saya berubah? mungkin ya, pola pikir saya berubah seiring dengan bertambahnya umur, namun kadang kadang tetap saja saya masih merasa ada keadaan dimana saya dikalahkan oleh emosi saya sendiri, emosi mengalahkan segala rasionalitas yang ada, dan saya memberi celah kepada sang emosi untuk menguasai saya? bodohkah saya? dewasakah saya? entahlah, orang paling bijak pun memiliki emosi. so, i let my play do the talk.

tapi tidak usah banyak berpikir. skut. masih ada hari esok. masih ada dua puluh tahun lagi bagi saya untuk menjadi presiden. masih ada banyak cerita yang akan menunggu di sudut sudut kehidupan.

so cheers folks! i'm 19 now!

best regards,

Achmad Munahadi